Workshop Inklusi Film Untuk Hak yang Sama Bagi Penyandang Disabilitas Dalam Belajar Film

Diposting pada

Jakarta – Dalam UU perfilman Bab VII Peran Serta MAsyarakat Pasal 67, UU Disabilitas Bab III Hak penyandang Disablitas, memperoleh kesamaan dan kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan seni dan budaya.

Untuk itu, PB. PARFI mendukung sepenuhnya kegiatan Workshop Inklusi film yang di selenggarakan oleh Komunitas Cinta Film Indonesia dan Citra Film School ( SDM Citra ) yang bekerja sama dengan Direktorat perfilman , musik dan media baru, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pada Rabu (24/11/2021).

Seperti yang kita ketahui, Kelompok Disabilitas merupakan juga bagian dari masyarakat yang mempunyai Hak untuk mendapatkan pendidikan, mengapresiasikan seni dan film seperi masyarakat lainnya.

Banyak Disabilitas yang mempunyai prestasi dalam berkesenian, mempunyai ketrampilan menggunakan kamera, menjadi crew makeup dalam sebuah produksi film,perlakuan mereka dalam belajar adalah sama dengan yang non disabilitas , tidak di bedakan, hanya aksesbilitasnya saja yang harus di sesuaikan terhadap mereka, seperti dengan Disabilita Netra, bagaimana cara berkomunikasinya, dan juga terhadap disabilitas Tuli dengan menggunakan Bahasa isyarat atau melibatkan juru Bahasa Isyarat.

Hadir dalam kesempatan itu, Ibu Alicia Johar selaku Ketua Umum PB. PARFI, Bapak Gusti Randa, S.H., M.H. selaku Sekretari Umum PB. PARFI, Ibu Evie Singh selaku Bendahara Umum. Selain itu  acara tersebut juga dihadiri oleh Aditya Gumay, selaku Kepala Bidang I PB. PARFI dan juga pengurus PB. PARFI lainnya.

Kegiatan Workshop Inklusi Film ini berjalan sudah masuk tahun ke tiga, di mulai dari tahun 2018, dimana komunitas Cinta film Indonesia (KCF) yang diketua oleh Budi Sumarno, sering mengadakan kegiatan diskusi dan nonton bareng (nobar) bersama penyandang tuna netra dan kegiatan tersebut dikenal dengan istilah “Bisokop Berbisik” yang diprakarsai juga oleh Perusahaan Think.Web.

Workshop yang di laksana selama 4 hari dengan mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid 19 ini, hanya di ikuti oleh 20 peserta disabilitas dari berbagai disabilitas seperti, netra, daksa, tuli.

Diharapkan dengan kegiatan ini bisa membuka mata masyarakat bahwa masih ada di sekitarnya masyarakat disabilitas yang berkarya di bidang perfilman, dan bagi disabilitas lainnya yang mempunyaio minat di bidang seni dan film bisa mengapresiasikan bakatnya di dalam Komunitas Cinta Film tersebut dalam kegiatan Inklusi Film, dimana kegiatan tersebut akan terus dijalankan setiap tahunnya.

RED.

Gambar Gravatar
Redo Pratama, seorang veteran jurnalis yang telah lama berdedikasi pada dunia media, menemukan hasratnya dalam menulis tentang seni perfilman. Dengan pengalaman yang luas dalam liputan berita dan wawancara, Redo telah membawa keahliannya ke ranah film, menghadirkan perspektif unik dan wawasan mendalam melalui artikel-artikelnya. Kepekaannya terhadap nuansa budaya dan kemampuannya untuk menangkap esensi kisah membuatnya menjadi salah satu penulis artikel film yang dicari dan dihormati di industri jurnalisme.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *